Pada tanggal 19 September 2020, Biro Litbang HSTP FKH UGM berkolaborasi dengan Divisi Akuatik HSTP FKH UGM telah melaksanakan kegiatan HSTP SHARING yang ketiga. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan dan menumbuhkan pikiran kritis bagi pengurus, anggota, dan alumni HSTP FKH UGM. Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 40 peserta yang berasal dari pengurus, anggota, dan alumni HSTP. Kegiatan dilakukan secara daring melalui platform Google Meeting. Link untuk mengikuti kegiatan telah dibagikan di grup pengurus, anggota, dan alumni HSTP satu minggu sebelum kegiatan HSTP SHARING.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan pembukaan, pemaparan materi, kajian, pembacaan notulensi, presensi, dan penutup. Biro Litbang bertugas memandu kegiatan, yang diwakilkan oleh Bianti Rusmayani, serta memandu kajian yang diwakilkan oleh Nabila Hanani Darundiati. Sementara itu, Divisi Akuatik bertugas memaparkan materi, yang diwakilkan oleh Galuh Citra Rahmawati dan Pasha Gablella, serta notulensi kegiatan dan kajian, yang diwakilkan oleh Aisyah Nur Laili dan Nurul Fitriani.
HSTP SHARING kali ini mengangkat tema ADA APA DENGAN CUPANG, karena cupang sedang populer dikalangan masyarakat pada saat pandemik kali ini. Ikan cupang telah menarik perhatian masyarakat melalui bentuk dan warna tubuhnya. Ikan cupang jantan memiliki warna tubuh atraktif dan berwarna-warni dengan sirip yang lebih mengembang dengan indah daripada ikan cupang betina. Jenis-jenis ikan cupang sendiri ada 3 yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar. Jenis ikan cupang yang sedang populer adalah cupang hias, contohnya adalah cupang halfmoon, cupang serit, dan cupang double tail betta. Dalam pemaparan materi oleh Divisi Akuatik disampaikan mengenai sejarah ikan cupang, habitat ikan cupang, cara budidaya ikan cupang, potensi usaha ikan cupang, serta faktor pendukung dan penghambat usaha ikan cupang. Disampaikan pula ikan cupang kachen worachai merupakan jenis ikan cupang termahal di dunia dengan harga Rp. 20.000.000,00. Ikan cupang kachen worachai berasal dari Thailand dengan warna menyerupai bendera Thailand. Negara Indonesia menjadi pengekspor cupang hias nomor 2 di dunia, sedangkan negara pengekspor ikan cupang hias nomor 1 adalah Thailand. Begitu besar peluang usaha ikan cupang ini terutama di pasar internasional, menyebabkan perlu adanya dukungan dari berbagai pihak.
Kemudian, dari pemaparan tersebut didapatkan lima poin isu yang akan dikaji pada sesi kajian. Lima poin isu tersebut meliputi :
- Bagaimana cara menghasilkan strain ikan cupang baru di Indonesia dengan kualitas yang bagus?
- Saat ini Indonesia menjadi negara pengekspor ikan cupang hias nomor 2 di dunia setelah Thailand, bagaimanakah cara agar Indonesia menjadi negara pengekspor ikan cupang hias nomor 1 di dunia?
- Bagaimanakah langkah paling efektif untuk meningkatkan minat generasi muda dalam budidaya ikan cupang di Indonesia?
- Bagaimana cara meningkatkan kuantitas ikan cupang hias untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat?
- Kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi faktor penghambat usaha dalam bisnis ikan cupang, usaha atau langkah apa saja yang dapat membantu menjaga kondisi air tetap stabil?
Dari kelima poin isu yang dibahas pada sesi kajian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
- Untuk menghasilkan ikan cupang strain-strain baru di Indonesia dengan kualitas yang bagus kita harus memperhatikan pemuliaan ikan cupang seperti memastikan terlebih dahulu genetik pada ikan cupang, ikan cupang harus memiliki silsilah keturunan yang baik, dan menghindari inbreeeding agar tidak terjadi kecacatan. Hal ini bisa didapatkan dengan datang ke lembaga-lembaga riset. Selain itu untuk menghasilkan strain ikan cupang yang bagus dapat memaksimalkan dari persiapannya seperti lokasi budidaya, induk yang berkualitas, media pemijahan, pemilihan air, proses pemijahan serta pengembangan atau pembesaran.
- Dukungan dari pemerintah sebenarnya sangat diperlukan seperti di Thailand. Namun untuk saat ini dapat dilakukan secara mandiri, yaitu para pembudidaya ikan cupang membentuk kelompok atau komunitas pembudidaya ikan cupang, kemudian bersama meningkatkan kualitas dan kuantitas ikan cupang hias. Dapat juga bekerja sama dengan pihak swasta terkait.
- Langkah paling efektif untuk meningkatkan minat generasi muda dalam budidaya ikan cupang di Indonesia dapat dilakukan dengan sosialisasi tentang ikan cupang seperti dilakukan pameran ikan cupang untuk menarik minat generasi muda. Era new normal saat ini dapat menjadi suatu kesempatan yang baik untuk mensosialisasikan pembudidayaan dan manfaat dari memelihara ikan cupang, salah satu manfaat dari memelihara ikan cupang apalagi disaat new normal ini dapat membantu menghilangkan penat. Sosialisasi mengenai ikan cupang ini dapat dilakukan melalui media sosial.
- Cara meningkatkan kuantitas ikan cupang hias untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat dengan adanya kolaborasi antara peternak ikan cupang, agar distribusi dari ikan cupang itu sendiri dapat berjalan dengan lebih baik. Kemudian fase paling rentan ikan cupang adalah fase burayak atau anakan ikan cupang, fase ini perlu perhatian yang lebih. Pada fase ini pejantan dapat di tempatkan dengan burayak selama kurang lebih 4 hari dahulu baru kemudian pejantan di pisahkan.
- Langkah untuk menjaga kondisi air agar tetap stabil adalah dengan menjaga kebersihan air dengan rutin menguras akuarium, kemudian penggunaan daun ketapang kering dan garam untuk menstabilkan ph, selain itu penggunaan daun ketapang dapat membantu menjaga dan meningkatkan kualitas warna ikan cupang, serta penggunaan metilen blue/air biru untuk membantu ikan tetap segar. Penambahan tanaman air seperti tanaman kapu-kapu dan enceng gondok, untuk menjaga suhu air agar tidak terlalu panas.
November 2020
Biro Litbang dan Divisi Akuatik
HSTP FKH UGM
0 Comments