Ayam cemani merupakan ayam lokal asli Indonesia yang sejarahnya berasal dari kisah Ki Ageng Makukuhan di Karesidenan Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Kata “Cemani” berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya “Hitam Legam”, warna hitam ini menyelimuti seluruh tubuh ayam mulai dari jengger, pial, paruh, bola mata, rongga mulut, lidah, sayap, kaki, hingga cakar (Santoso, 2021). Ayam ini keseluruhannya hitam bahkan sampai warna daging, tulang, dan darah, tetapi telurnya berwarna krem masih sama seperti ayam lainnya. Kriteria tersebut diklaim sebagai “Ayam Cemani Asli” atau sering disebut dengan julukan (Hayam Hideung) oleh orang Sunda yang mana kualitas seperti itu sangat langka dan banyak dijadikan koleksi (Cemani Kedu Farm, 2016).

Dulunya ayam ini adalah ayam kedu hitam yang banyak dipelihara oleh masyarakat jaman dahulu di kahuripan desa Kedu pada jaman Kerajaan Majapahit abad ke 19. Ayam ini sangat istimewa hingga dijadikan piaraan atau koleksi para gegeden, raja-raja jaman dahulu.  Itulah yang membuat nilai jualnya fantastis. Ayam cemani berasal dari ayam keturunan kedu hitam yang diseleksi memiliki kemurnian warna hitam dengan ciri khas bentuk jengger tunggal bergerigi (jantan). Seleksi tersebut dilakukan demi populasi dan kelestariannya. Namun, hingga saat ini populasinnya semakin berkurang dan menyusut, mengingat ayam ini sulit untuk dikembangbiakan hingga beranak-pinak ke regenerasi turunannya, inilah yang membuat ayam cemani kini menjadi semakin langka dan sulit didapatkan, sehingga banyak diburu dan dicari orang (Cemani Kedu Farm, 2016). Karena kelangkaannya, ayam ini sering dihargai cukup mahal hingga mencapai $5,000/pasang (Saria, 2013).

Rahasia Warna Hitam Ayam Cemani

Ayam cemani mengalami duplikasi gen EDN3 yang mengkode endothelin-3. EDN3 adalah pengontrol utama pergerakan dan proliferasi sel neural crest. Sel neural crest bersifat pluripoten sehingga dapat berkembang menjadi beberapa jenis sel seperti melanoblas. Melanoblas berdiferensiasi menjadi melanosit yang menghasilkan eumelanin (pigmen gelap) dan phaeomelanin (pigmen berwarna) di kulit, pial, dan organ lainnya (Dharmayanthi dkk., 2017).

Adanya penataan ulang kromosom termasuk duplikat EDN3 mengakibatkan fibromelanosis atau hiperpigmentasi dermal. Mutasi gen Fibromelanosis ini mengakibatkan penumpukan pigmen hitam secara berlebihan pada kulit dan beberapa jaringan atau organ lain seperti pembuluh darah, otot, gonad, dan trakea (Dharmayanthi dkk., 2017). Warna hitam ini menjadikannya sering digunakan untuk tujuan mistis dan keagamaan, alasan itu juga yang membuat ayam tersebut bernilai tinggi (Saria, 2013).

Tipe Cemani

Ayam cemani terbagi dalam 4 tipe berdasarkan karakter bulunya, yaitu cemani normal, gundul, walik (terbalik/keriting), dan rajeg wesi (lidi). Cemani normal adalah jenis galur murni tanpa persilangan dengan ayam jenis lain. Cemani gundul yaitu tidak memiliki bulu di seluruh tubuh kemungkinan berasal dari mutasi gen scale pada kromosom 4 dan bersifat resesif. Rajeg wesi berkarakter bulu tegak (countour feather) tanpa ada percabangan bulbus di sayap dan ekor akibat rendahnya ekspresi gen Sonic Hedgehog dan Bone Morphogenic Protein-2 pada saat pertumbuhan bulu. Cemani juga dibagi menjadi tiga tipe berdasarkan warna lidah, yaitu lidah biasa, lidah abu, dan lidah hitam (Daryono dan Perdamaian, 2019).

Karakteristik dan Kandungan Gizi Ayam Cemani

Ayam cemani tidak bisa berkembang biak dengan baik dan jarang menetaskan anaknya sendiri. Rata-rata harapan hidup seekor ayam cemani bisa mencapai 6 hingga 8 tahun. Meskipun demikian, umurnya bisa lebih panjang jika manajemen perawatannya baik. Ayam cemani pada umumnya tenang, lembut, dan tidak agresif, sedangkan ayam jantan bersifat protektif terhadap kawanannya. Tingkah laku yang khas adalah perebutan dominasi ayam jantan muda. Ayam cemani adalah ayam yang sangat toleran terhadap panas karena berasal dari daerah beriklim panas seperti Indonesia oleh karena itu performanya lebih baik di lokasi yang lebih panas. Meskipun demikian, mereka juga dapat dikembangbiakkan pada suhu yang relatif dingin dengan tempat tinggal yang dijaga tetap hangat.

Meski kurang populer dijadikan ayam petelur maupun pedaging karena harganya yang mahal, tetapi ayam cemani tetap dapat dikonsumsi. Ayam cemani dilaporkan memiliki kadar kolesterol dan kandungan lemak terendah dibanding ras ayam lainnya yang membuatnya cocok untuk diet penderita darah tinggi. Ayam cemani mempunyai kandungan protein dan mineral paling tinggi dibanding jenis ayam lainnya. Selain itu, warna hitam ayam cemani menjadikannya memiliki fenolik yang tinggi juga kualitas antioksidan yang kuat berhubungan dengan efek anti-inflamasi, pelindung vaso, antineoplastik, pelindung radiasi, kemo, dan hepatoprotektif (Shiddiqui dkk., 2024).

 

DAFTAR PUSTAKA

Cemani Kedu Farm. 2016. Ki Ageng Makukuhan dan Ayam Cemani. Diakses pada 20 Mei 2024 melalui https://cemanikedufarm.blogspot.com/2016/10/masyarakat-temanggungki-ageng.html

Daryono, B.S., Perdamaian, A.B.I. 2019. Karakterisasi dan Keragaman Genetik Ayam Lokal Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Dhamayanthi, A.B., Terai, Y., Sulandari, S., Zein, M.S.A., Akiyama, T., Satta, Y. 2017. The origin and evolution of fibromelanosis in domesticated chickens: Genomic comparison of Indonesian Cemani and Chinese Silkie breeds. PLOS ONE, 12 (4): 1-24

Santoso, H.B. 2021. Industri Ternak Unggas Petelur. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Saria, L. 2013. Black Indonesian Ayam Cemani Chincken Will Cost You $5,000 a Pair. Diakses pada 21 Mei 2024 melalui https://www.phoenixnewtimes.com/restaurants/black-indonesian-ayam-cemani-chickens-will-cost-you-5-000-a-pair-6540453

Siddiqui, S.A., Toppi, V. & Syiffah, L. 2024. A comparative review on Ayam Cemani chicken — A comparison with the most common chicken species in terms of nutritional values, LCA, price and consumer acceptance. Tropical Anim Health and Production, 56 (161): 1-41

Categories: Artikel

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.