Ilustrasi flu babi G4 (Sumber : CNN Indonesia)

Masyarakat Indonesia kembali dibuat waspada dengan adanya virus flu babi G4 di tengah era new normal yang sedang dilaksanakan. Babi dianggap sebagai inang penting untuk menghasilkan virus pandemi influenza. Virus influenza pada babi dapat menjadi peringatan dini untuk kemungkinan terjadinya pandemi. Hasil penelitian di Tiongkok menyatakan bahwa virus ini merupakan turunan dari flu babi H1N1. Flu babi G4 adalah strain baru dengan virus penyebabnya disebut G4 EA H1N1 yang penularannya dari babi ke sejumlah peternak di Tiongkok. Strain dari virus itu mirip dengan flu burung yang terjadi di Eropa dan Asia, juga dengan strain H1N1 pada pandemi 2009, serta strain H1N1 di Amerika Utara. Flu babi G4 sendiri berbeda dengan virus African swine fever (ASF) yang menyerang sejumlah babi di Indonesia, dan ASF sendiri tidak dapat menular ke manusia.

Berdasarkan penelitian di Tiongkok, diketahui bahwa virus ini sudah menular dari hewan ke manusia (zoonosis) dan diyakini sekitar 4,4% dari total populasi di Tiongkok telah terinfeksi virus G4, akan tetapi penularan antar manusia masih belum ditemukan. Secara umum, penyebaran virus influenza dari babi ke babi dapat melalui kontak moncong babi, melalui udara atau droplet dan masa inkubasi sering berkisar antara 1-2 hari. Gejala pada babi yang terinfeksi ditandai dengan adanya kenaikan kematian anak babi, fertilitas menurun, terjadi abortus pada kebuntingan tua yang dapat diikuti wabah penyakit pada kelompok ternak yang tidak kebal. Kemudian gejala pada manusia apabila terinfeksi virus ini yaitu, bersin-bersin, batuk, demam, dan penurunan berat badan.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) AS menyebutkan bahwa virus G4 bisa menempel di sel manusia, terutama pada sel yang melapisi trakea. Kemudian setelah masuk ke sel-sel manusia, virus baru ini akan berkembang biak dan menyebar di sana. Studi dalam jurnal tersebut mencakup pengumpulan sampel darah dari 2016-2018. Sampel diambil di antara pekerja industri babi di 15 peternakan berbeda, dan sampel dari populasi umum. Dari pengujian tersebut didapatkan hasil 10,4 persen sampel pekerja industri babi dan 4,4 persen sampel populasi umum memiliki antibodi, yang kemungkinan karena telah terinfeksi virus G4. Sehingga dapat diketahui bahwa para pekerja di industri babi memiliki kemungkinan lebih besar 2,25 persen untuk tertular G4 dibandingkan populasi umum. Data tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan data pekerja atau populasi umum yang terinfeksi G1, yakni 6,5 persen di kalangan pekerja industri babi dan 2,2 persen populasi umum. Sehingga dapat dikatakan bahwa  virus G4 mungkin lebih menular dibadingkan virus G1 yang dahulu menjadi pandemi.

Meskipun virus ini belum ditemukan di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah melakukan pengawasan sebagai langkah antisipasi terhadap peternakan babi dan berbagai produk turunannya untuk mencegah terjadinya penularan. Pemerintah melalui fasilitas layanan kesehatan, khususnya puskesmas telah aktif melakukan sosialisasi informasi mengenai upaya-upaya untuk mencegah ataupun menginformasikan tentang virus flu babi G4 tersebut serta cara mengatasi atau melakukan pencegahan, contohnya dengan melakukan vaksinasi hewan, menghindari kontak langsung dengan babi yang sakit, memisahkan babi yang sakit dengan yang sehat, menggunakan alat pelindung diri ketika bekerja dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan. Kemudian, petermak juga dapat melakukan disinfeksi terhadap kandang, pasar atau tempat pemotongan hewan. Kemenkes juga telah mengeluarkan surat edaran kewaspadaan kepada Dinas Kesehatan yang ada di seluruh provinsi dan kantor kesehatan pelabuhan, terkait adanya strain terbaru dari virus flu babi.

Referensi :

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200630133523-199-519025/flu-babi-g4-virus-baru-infeksi-44-persen-warga-Tiongkok

https://www.kompas.com/global/read/2020/07/01/065134670/kenapa-virus-g4-flu-babi-baru-berpotensi-jadi-pandemi-ini-7-alasannya

https://nasional.kompas.com/read/2020/07/09/15210321/kemenkes-sosialisasikan-flu-babi-g4-ke-peternak-di-indonesia

Sun, H., Xiao, Y., Liu, J., Wang, D., Lia, F., Wang, C., Li, C., Zhu, J., Song, J., Sun, H., Jiang, Z., Liu, L., Zhang, X., Wei, K., Hou, D., Pu, J., Sun, Y., Tong, Q., Bi, Y., Chang, K., Liu, S., Gao, G., Liu, J. 2020. Prevalent Eurasian Avian-Like H1N1 Swine Influenza Virus With 2009 Pandemic Viral Genes Facilitating Human Infection. Proceedings of the National Academy of Sciences Journal : 1-7.

Taylor, D. J. 1989. Swine Influenza In Pig Diseases 5th ed. Great Britain: The Burlington Press Cambridge.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.