Penggunaan feed additive terutama pada industri perunggasan ditujukan untuk berbagai alasan, terutama sebagai penyedia nutrisi esensial, meningkatkan palatabilitas, meningkatkan growth performance hingga sebagai optimisasi pemberian pakan. European Commision sendiri mendefinisikan feed additive sebagai produk yang digunakan pada nutrisi hewan dengan tujuan peningkatan kualitas pakan dan kualitas pangan asal hewan, atau untuk meningkatkan performa dan kesehatan hewan seperti meningkatkan kecernaan bahan pakan. Mengingat besarnya peranan feed additive ini, maka untuk tiap pemasaran feed additive yang ditujukan pada hewan perlu dilakukan evaluasi untuk memastikan tidak adanya efek berbahaya baik terhadap hewan itu sendiri, manusia, maupun terhadap lingkungan.

Fitase sendiri merupakan enzim yang menghidrolisis phytate pada traktus digesti menjadi inositol phosphate dan P inorganic. Secara umum, fitase dapat pula berasal dari empat sumber yaitu : fitase tanaman, fitase mikroba (jamur dan fitase bakteri), fitase yang dihasilkan oleh mukosa usus kecil dan usus yang terkait fitase mikroflora. Fitase ini dapat terproduksi pada intestinum hewan, dari bakteri intestinal, dari pakan yang mengandung phytase (enzim exogenous) sebagai feed additive pada pakan. Pemberian fitase sebagai feed additive diharapkan mampu melepas ikatan fitat dengan kalsium, fosfor, tembaga, seng dan mangan, serta meningkatkan relaksasi usus dan absorb nutrien. Selain itu, fitase menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi tingginya asam fitat dalam ransum, karena enzim ini mampu menghidrolisa asam fitat menjadi senyawa inositol, glukosa, serta senyawa fosfor organic.

Efek fitase pada nutrient digestibility diantaranya yaitu menghambat aktivitas enzim pencernaan endogen yang disekresikan pada saluran pencernaan dengan mengkelat kofaktor yang diperlukan untuk aktivitas enzim endogen yang optimal. Selain itu fitase juga membentuk kompleks protein-phytate pada pH dibawah titik isoelektrik protein dan mengikat produk-produk pencernaan. Suplementasi dengan fitase mampu meningkatkan pemanfaatan nutrisi lain seperti peningkatan dry matter digestibility pada ayam broiler ketika fitase ditambahkan dari 250 menjadi 2500 FTU/kg diet jika dibandingkan dengan basal diet yang mengandung 0,19% NPP tanpa fitase. Penelitian lain juga menyebutkan jika suplementasi fitase sebanyak 1000 FTU/ kg diet pada pakan ayam broiler akan meningkatkan CF digestibility yang akan memberikan efek tambahan dari hidrolisis dinding sel. Pemberian suplementasi fitase pada ayam petelur secara substantial mampu meningkatkan kecernaan terutama CP dan EE. Tidak hanya itu, suplementasi fitase mampu meningkatkan protein utilization dan kecernaan asam amino.

Selain hal tersebut, pakan ternak yang diberi  tambahan fitase asal mikroorganisme tidak memerlukan penambahan fosfat ke dalam ransum. Dengan demikian ternak juga akan mengekskresikan fosfat dalam jumlah sedikit sehingga  diharapkan akan menurunkan pencemaran lingkungan. Dampak menguntungkan yang lain adalah fitase asal mikroorganisme dalam ransum unggas memiliki dampak hidrolisis langsung pada asam fitat dan selanjutnya akan meningkatkan ketersediaan mineral, asam amino, dan energi. Berdasarkan manfaat yang sudah dijelaskan, maka secara umum penambahan fitase memberikan manfaat yang besar di bidang industri peternakan terutama ternak monogastrik seperti babi dan unggas.

 

 

REFERENSI

Hack, M.E.A.E., Alagawany, M., Arif, M., Emam, M., Saeed, M., Arain, M.A., Siyal, F.A., Patra, A., Elnser, S.S., Khan, R.U. 2018. The Uses of Microbial Phytase as a Feed Additive in Poultry Nutrition. Ann. Anim. Sci. 18 (3): 639-658

Maulana, D., Atmomarsono, U., Suprijatna, E. 2014. Pengaruh Penambahan Enzim Fitase dalam Ransum terhadap Produksi Karkas Ayam Broiler. Animal Agriculture Journal. 3 (4): 511-516

Pandy, A.K., Kumar, P., Saxena, M.J. 2019. Nutraceuticals in Veterinary Medicine. USA: Springer

Yanuartono, Y., Nururrozi, A., & Indarjulianto, S. 2017). Fitat dan fitase: dampak pada hewan ternak. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan (Indonesian Journal of Animal Science)26(3), 59-78.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.