Penangkapan Daging Sapi Palsu oleh Polresta Bandung (okezone.com)

Beberapa waktu lalu, masyarakat Kabupaten Bandung dihebohkan dengan penemuan daging sapi palsu yang berasal dari daging babi. Polresta Bandung berhasil meringkus empat pelaku penjual daging sapi palsu. Penipuan ini berlangsung selama setahun dengan mengedarkan puluhan ton daging di pasaran. Keempat pelaku mengaku mendapatkan pasokan daging tersebut dari Solo, Jawa Tengah. Menurut Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan, secara fisik daging babi terlihat lebih pucat dibandingkan daging sapi yang berwarna lebih merah. Agar daging babi tersebut mirip dengan daging sapi, pelaku menggunakan boraks pada daging babi kemudian melabelinya sebagai daging sapi. Jika daging sapi asli dijual dengan harga Rp 115.000,00 sampai Rp 130.000,00 perkilogram, maka daging sapi palsu tersebut dijual dengan harga jauh lebih murah daripada di pasaran, yaitu seharga Rp 85.000,00 sampai Rp 90.000,00 perkilogram. Para pelaku terancam hukuman 5 tahun penjara dengan Pasal 91 A jo Pasal 58 Ayat 6 UU Nomor 41 Tahun 2014 tentang peternakan dan kesehatan hewan, serta Pasal 62 Ayat 1 jo Pasal 8 Ayat 1 UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

Terungkapnya peredaran daging babi yang disulap menjadi daging sapi ini, tentunya menimbulkan keresahan di masyarakat terutama bagi umat muslim. Fakta bahwa peredaran daging sapi palsu ini sudah berlangsung setahun, menandakan kurangnya pengawasan terhadap peredaran daging. Masyarakat juga harus berhati-hati jika hendak membeli daging, terutama jika harga daging tersebut lebih murah daripada di pasaran. Perbedaan antara daging sapi dengan daging babi sebenarnya sangat jelas jika kita mampu melihatnya secara detail. Perbedaan tersebut berupa warna, serat, tekstur, dan aroma daging. Dari segi warna, daging babi cenderung lebih pucat daripada daging sapi. Warna dari daging babi segar hampir menyerupai daging ayam. Perbedaan selanjutnya pada serat daging. Serat daging sapi lebih terlihat jelas daripada daging babi. Daging sapi mempunyai serat yang kasar dan rapat, sedangkaan daging babi seratnya halus dan renggang. Pada tekstur daging sapi cenderung lebih kenyal daripada tekstur daging babi. Menurut Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, jika kita menekan permukaan daging sapi dengan jari maka akan terasa teksturnya yang kenyal dan setelah ditekan permukaan daging akan kembali seperti semula. Untuk aromanya sendiri, daging sapi mempunyai aroma yang khas yaitu aroma sapi. Berbeda dengan daging sapi, daging babi cenderung memiliki aroma amis yang kuat. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa membedakan daging sapi dengan daging babi tidaklah sulit. Menurut Kepala Disperindag Kabupaten Bandung, Popi Hopipah, menyatakan bahwa daging babi yang digunakan pada kasus ini berasal dari peternakan sehingga secara kasat mata perbedaannya masih terlihat antara daging sapi dan daging babi. Oleh karena itu diharapkan masyarakat tidak perlu panik dan tetap berhati-hati dalam membeli bahan pangan.

Sumber :

https://bandung.kompas.com/read/2020/05/13/12011581/disperindag-bandung-daging-sapi-palsu-dari-babi-ternak-warnanya-lebih-pucat?page=all

https://www.99.co/blog/indonesia/daging-sapi-palsu-babi-bandung/

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200511200650-12-502249/penjual-sulap-daging-babi-jadi-sapi-pakai-boraks-di-bandung

https://www.merdeka.com/jabar/ramai-daging-sapi-palsu-pemkot-bandung-ajak-masyarakat-kenali-perbedaanya.html

https://www.suara.com/health/2020/05/12/213536/penjual-daging-sapi-palsu-di-bandung-gunakan-boraks-ketahui-efeknya

Nafiasari, N. A. Dan Handayani, A. M. 2018. Penganalisis Kesegaran Daging Sapi dan Daging Babi Mentah

                   Berdasarkan Klasifikasi Warna dan Kelembaban. Jurnal Teknosains. Vol. 8 : 66 – 74.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.